Sabtu, 03 Agustus 2013

MAKALAH PASAR MODAL SAHAM, NILAI SAHAM DAN RETURN SAHAM


MAKALAH
PASAR MODAL
SAHAM, NILAI SAHAM DAN RETURN SAHAM

  





DI SUSUN OLEH :
DEWI AYU P                        (10241009)
LILIK FITRIANI                   ( 10241010 )





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FALKULTAS PENIDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP PGRI MADIUN
2012/2013




KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Fungsi Keterampilan Bertanya Dalam Proses Belajar Mengajar


Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai
fungsi keterampilan bertanya  dalam proses belajar mengajar atau yang lebih khususnya membahas. Membahas bagaimana fungsi keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Peran Pola Penguatan Dalam Strategi Belajar Mengajar. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.


Madiun, 9 April 2013

                               
                                Penyusun
















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
KATA PENGANTAR ......................................................................................      ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................................      1
BAB II PEMBAHASAN
A.           Pengertian Saham .....................................................................................      2
B.            Macam-macam Saham ..............................................................................     2
C.            Nilai saham................................................................................................     4
D.           Pengukuran Retrun Realisasi.....................................................................       7
BAB III PENUTUP
Simpulan ...................................................................................................      9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................    10

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Investor yang membeli saham perusahaan, pada hakekatnya, bertujuan untuk menerima dividen (bagian laba setelah pajak yang dibagikan) dan capital gain (kenaikan harga saham). Keduanya haruslah lebih besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki stock holders. Kondisi inilah yang memotivasi investor untuk memiliki saham. Bagi emiten, penetapan kebijaksanaan dividen, secara teoritis selalu bertujuan memaksimumkan kekayaan (wealthstock holders yang tercermin pada harga-harga saham yang tercatat di bursa efek.
     Para investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu. Untuk investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang diperoleh berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk investasi pada surat hutang, return yang diperoleh berupa pendapatan bunga. Penelitian ini difokuskan pada pengembalian investasi berupa dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini tidak dibahas mengenai capital gains yang biasanya diinginkan oleh investor yang berorientasi jangka pendek (short term investment) maupun yang dapat diperoleh melalui stocks split. Fokus pada dividen  karena  pemberian dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham, di mana return merupakan indikator untuk meningkatkan kesejahteraan para investor dan juga pemegang saham. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka.
     


BAB II
PEMBAHASAN
PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL DAN ANALISIS PROFITABILITAS

A.  PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Kinerja perusahaan dapat dianalisis dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan, laba bersih, dan asset merupakan ukuran kinerja yang biasa digunakan. Namun tidak satupun dari ukuran-ukuran ini yang dapat digunakan secara terpisah sebagai ukuran kinerja perusahaan yang komprehensif. Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal (return on invested capital – ROIC) atau pengembalian atas investasi (return on investment – ROI) mungkin merupaan ukuran kinerja perusahaan yang dikenal luas. Ukuran ini dapat:
-          Membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
-          Memungkinkan kita menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap resiko investasi modal
-          Membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian investasi alternative.
Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis, termasuk:
1.      Mengukur Efektivitas Manajerial
2.      Mengukur Profitabilitas
3.      Ukuran untuk Perencanaan dan Pengendalian

B.  KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Pengembalian atas investasi modal (return on invested capital) dihitung sebagai berikut:
Laba
Investasi Modal
A.    Asset Operasi Bersih
Banyak analis memisahkan neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen operasi dan non operasi dan menghitung pengembalian asset operasi bersih (return on net operating assets – RNOA ) sebagai ringkasan ukuran kinerja. Aktivitas operasi merupakan aktivitas inti perusahaan. Aktivitas ini meliputi seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar, serta melayani kebutuhan para pelanggan. Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan, harga pokok penjualan, dan beban penjualan umum serta administrasi. Di neraca aktivitas operasi diwakili oleh asset dan kewajiban yang berhubungan dengan akun-akun laporan laba rugi di atas, seperti piutang usaha, persediaan, asset tetap, utang usaha dan beban yang masih harus dibayar. Lebih spesifik lagi.
RNOA  =
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)

B.     Modal Ekuitas Biasa
Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE) dinyatakan sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi rata-rata ekuitas biasa. Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total asset dikurangi utang dan saham preferen.
C.     Menghitung Investasi Modal Suatu Periode
Investasi modal untuk suatu periode umumnya dihitung menggunakan rata-rata modal yang tersedia bagi perusahaan selama periode tersebut. Metode yang paling umum digunakan adalah menambah saldo awal dan akhir tahun investasi modal lalu dibagi dua. Metode yang lebih akurat adalah dengan merata-ratakan jumlah interim – misalnya, menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir kuartal dan membaginya dengan empat.

Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba
·         Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka laporan keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian seperti yang berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi pembilang maupun penyebut pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi pengaruhnya.

Menghitung Pengembalian Investasi Modal
a.       Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
RNOA  =
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
Rata-rata aset operasi bersih (Average net operating assets - NOA)
Aset dan kewajiban operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan, dan meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak tangguhan, asset tetap, dan investasi jangka panjang yang terkait dengan akuisisi strategis. Kewajiban operasi bersih adalah utang usaha dan beban yang masih harus dibayar serta kewajiban operasi jangka panjang dan kewajiban pajak tangguhan. Aset non operasi meliputi investasi dalam efek yang dapat diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang dihentikan sebelum di jual.
NFO = Kewajiban non operasi – asset non operasi

b.      Pengembalian atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden saham preferen
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa

ROCE terdiri dari dua komponen, yaitu pengembalian operasi dan pengembalian non operasi.

C.   MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH
            Pengembalian investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian. Penggunaan pengembalian atas investasi modal untuk tugas-tugas di atas menuntut pemahaman menyeluruh atas pengukuran pengembalian ini. Ini karena pengukuran pengembalian mengandung komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas kinerja perusahaan.
Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih adalah :

                        RNOA = margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih

Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan menuntut analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Tingkat analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT dengan perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor penting lain yang menentukan margin laba dan asset.
Dampak Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative persamaan RNOA berikut ini :
   (1+OLLEV)

Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan meningkatkan RNOA.

 Margin Laba
Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai :
                       
                       
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen :
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) – (litbang÷penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
1.      Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, dan sering dilaporkan dalam bentuk persentase yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan penjualan. Analisa terhadap perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna dalam mengidentifikasi pendorong utama laba kotor.
2.      Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.

Perputaran Aset
Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah :
                         

Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk komponen akun asset dan akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah penjualan karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran mencerminkan produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita peroleh  dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu. Namun bukan berarti tingkat perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah. Memang kita dapat meningkatkan tingkat perputaran dengan menurunkan investasi dalam asset tetapi hal tersebut bisa saja menjadi kontraproduktif. Contoh ; Kita membutuhkan tingkat persediaan tertentu untuk mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika tingkat ini mengalami penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan barang dan kehilangan penjualan. Jadi, investasi dalam asset harus dioptimalkan dan tidak selalu harus diminimalkan.
D. ANALISIS PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA
Kreditor biasanya menerima pengembalian dalam jumlah tetap atas pendanaannya, begitu pula pemegang saham preferen yang menerima dividen tetap. Namun pemegang saham biasa tidak menerima pengembalian tetap, melainkan memiliki klaim atas laba residu suatu perusahaan hanya setelah seluruh pendanaan lainnya lunas. Oleh karena itu, pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya bagi pemegang saham biasa.  ROCE memegang peranan penting dalam penilaian ekuitas seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:


Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang saham, k adalah pengembalian yang diharapkan. Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.

Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa
Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode yang dianalisis. Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;
ROCE = RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA                                                            : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan)                   : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih)     : RNOA - ekuitas
Spread                                                 : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih)           : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih)             : beban bunga dikurangi pengembalian investasi untuk asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
ð  Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread) penting karena:
·         Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
·         Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
·         Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi.

Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan.  Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.

Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal
Ø  Analisa Laporan Keuangan Campbell Soup Company (halaman 466-468)
Ø  Yang perlu diperhatikan:
1.      Jika ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya agar dapat menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan lebih baik.
2.      Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
3.      Analisis strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada kondisi industry dan perekonomian.
Menilai Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba yang menekankan pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan asumsi retensi laba dan pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu, tingkat pertumbuhan ekuitas =
Tingkat Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan
Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable equity growth rate) mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan tergantung retensi laba dan pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.
tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-tingkat pembayaran)
            Untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya merata-ratakan/mengakui tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba dan ramalan ROCE



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pengembalian atas investasi modal yaitu jumlah pendapatan dinyatakan dalam persen terhadap modal perusahaan, yaitu modal dibagi pendapatan sebelum pendapatan bunga, pajak, dan dividen, ditujukan untuk menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk mengarahkan perhatian manajemen kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan.
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan  penggunaan dana, analisis perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio keuangan dan lain-lain.










                                   
DAFTAR PUSTAKA


Brealey, dkk. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Jakarta: Erlangga















                                                                                                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar