MAKALAH
GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
STANDART UMUM AUDIT
Disusun
Oleh :
1.
LILIK FITRIANI (10241010)
2.
TRI WAHYUNI (10241012)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP
PGRI MADIUN
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar Akuntansi untuk membuat suatu makalah yang berjudul “Gambaran Umun Proses
Audit, Standart Umum Audit ”. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar
yang telah memberikan tugas serta bimbingan. Terima kasih juga kepada semua
pihak yang telah memberi motivasi dan dukungan moral kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Dalam segala sesuatu hal pasti tidak
ada yang sempurna. Begitu juga dengan makalah yang kami buat. Kami yakin
makalah ini masih jauh dari sempurna yang banyak kekurangan. Untuk itu, kami
mohon kepada semua pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun
agar bisa lebih baik lagi.
Demikianlah sedikit kata pengantar dari kami. Kami berharap makalah
Penalaran Karangan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Madiun, 18 Aprol 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C.
Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Ketrampilan Bertanya ............................................................. 3
B.
Hakikat Ketrampilan Bertanya ................................................................. 3
C.
Komponen Ketrampilan Bertanya ............................................................ 4
D.
Fungsi Ketrampilan Bertanya dalam Proses Belajar Mengajar ................. 6
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan ................................................................................................... 8
B.
Saran ......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah
untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara
wajar, dalam senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang
akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti
tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah
langkah.
Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran
mutu kinerja audit, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai dengan
menggunakan prosedur yang ada. Standar auditing terdiri dari 10 kelompok yangdikelompokan
ke dalam 3 bagian, diantaranya Standar Umum, Standar Pekerja Lapangan, Standar
Pelaporan. Dalam banyak hal, standar-standar tersebut saling berhubungan dan
saling bergantung satu dengan
lainnya.´materialitas dan ´resiko audit melandasi
penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar
pelaporan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Proses Audit
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah
untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara
wajar, dalam senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun
yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang
penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah.
Bab ini
berfokus pada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan audit laporan keuangan:
1.
Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2.
Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3.
Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi
para pengguna laporan keuangan
4.
Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5.
Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk
prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian
pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif
6.
Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung
suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7.
Mengkomunikasikan temuan-temuan.
Berikut ini adalah ikhtisar singkat bagaimana
elemen-elemen ini dapat dipadukan bersama dalam pelaksanaan suatu audit.
Seorang auditor harus mengembangkan pemahaman tentang bisnis dan
industri agar dapat memahami substansi ekonomi suatu transaksi entitas
dan bagaimana GAAP diterapkan dalam industri tersebut, serta untuk
mengembangkan harapan tentang laporan entitas. Agar dapat mengelola audit tersebut
dengan baik, maka auditor harus membagi audit menjadi audit-audit atas saldo
akun pertama dan golongan transaksi, dan kemudian audit atas asersi laporan
keuangan untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi.
Ada 3 jenis audit yang umumnya
dilakukan, yaitu:
a.
Audit Keuangan
Audit keuangan menguji reliabilitas dan integritas
catatan akuntansi (baik informasi keuangan maupun operasional).
b.
Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi menilai pengendalian umum dan
aplikasi pada suatu SIA untuk mengukur kepatuhan dengan prosedur kebijakan
pengendalian internal serta efektivitasnya dalam menjaga aset.
c.
Audit Manajerial atau Operasional
Audit operasional/manajerial memusatkan perhatian pada
penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan
sasaran perusahaan.
Umumnya semua jenis audit akan
mengikuti urutan aktivitas yang sama yang bisa dibagi menjadi 4 langkah, yaitu:
a.
Perencanaan Audit
·
Menentukan cakupan dan tujuan
·
Organisasi tim audit
·
Mempelajari operasi usaha
·
Mempelajari hasil audit sebelumnya
·
Identifikasi faktor resiko
·
Menyiapkan program audit
b.
Pengumpulan bukti audit
·
Observasi aktivitas operasional
·
Mempelajari dokumen
·
Diskusi dengan karyawan dan kuesioner
·
Pengujian fisik atas aset
·
Konfirmasi dengan pihak ketiga
·
Mengukur ulang kinerja prosedur
·
Memeriksa dokumen sumber
·
Pengujian analitis dan sampling
c.
Evaluasi bukti audit
·
Mengukur Kualitas pengendalian Intern
·
Mengukur reliabilitas informasi
·
Mengukur kinerja operasi
·
Mempertimbangkan kebutuhan bukti -tambahan
·
Mempertimbangkan faktor resiko
·
Mempertimbangkan faktor materialitas
·
Dokumentasi temuan audit
d.
Komunikasi hasil audit
·
Formulasi kesimpulan audit
·
Membuat rekomendasi bagi manajemen
·
Mempresentasikan hasil audit kepada –manajemen
B.
Standar
Umum Audit
Standar umum
bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu
pekerjaannya. Standar umum ini mencangkup tiga bagian yaitu :
1)
Audit harus dilaksanakan
oleh seorang atau lebih yang memilikikeahlian dan pelatihan teknis yang
cukup sebagai auditor.
Dalam
melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat,auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang
auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal
ditambah dengan pengalaman-pengalaman dalampraktik audit dan menjalankan
pelatihan teknis yang cukup. Pendidikanformal misalnya : S1 Akuntansi,
Ujian Negara Akuntansi (UNA), danBersertifikat (BAP).Asisten junior yang baru
masuk dalam karir auditing harus memperolehpengalaman dengan mendapatkan
supervisi yang memadai dan reviewatas pekerjaan dari atasannnya yang lebih
berpengalaman. Pelatihan yang dimaksud disini,
mencangkup pula pelatihan
kesadaran untuksecara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi
dalambidang bisnis dan profesinya. Ia harus mempelajari, memahami,
danmenerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip
akuntansi danstandar auditing yang ditetapkan
oleh ikatan Akuntan Indonesia.
2)
Dalam
semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
Standar ini
mengharuskan seorang auditor bersikap independen, yang artinya seorang
auditor tidak mudah dipengaruhi, karena pekerjaanya untuk kepentingan umum.
Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditir independen
sangat penting bagi perkembangan profesi akuntansi publik. Untuk menjadi
independen, seorang auditor harus secara intelektual, jujur. Profesi
akuntansi publik telah menetapkan dalam kode etik Akuntansi Indonesia, agar anggota
profesi menjaga dirinya dan kehilangan profesi menjaga dirinya dari kehilangan
presepsi independensi diri masyarakat. Independensi secara intrinsik merupakan
masalah pribadi bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji
secara objektif. BAPEPAM juga dapat menetpkan persyaratan independensi bagi
auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang akan diserahkan, yang
mungkin berbeda dengan Ikatan akuntan Indonesia(IAI).
3)
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
Penggunaan kemahiran profesional
dengan cermat dan seksama menekankan tanggung jawab setiap profesional yang
bekerja dalam organisasi auditor. Selain itu juga menyangkut apa yang
dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor
harus memiliki keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada
umunya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan´kecermatan dan
keseksamaan yang wajarµ. Unutk itu auditor dituntut untuk memiliki skeptisme
profesional dan keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bab ini berfokus pada tujuh langkah
pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan.
Ada 3 jenis audit yang umumnya dilakukan, yaitu: audit keuangan, audit sistem
informasi, dan audit manajerial atau operasional.
Umumnya semua jenis audit akan
mengikuti urutan aktivitas yang sama yang bisa dibagi menjadi 4 langkah, yaitu:
perencanaan audit, pengumpulan bukti audit, evaluasi bukti audit dan komunikasi
hasil audit.
Standar umum
bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu
pekerjaannya. Standar umum ini mencangkup tiga bagian yaitu : audit harus dilaksanakan oleh seorang
atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor, dalam semua hal yang
berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan
oleh auditor dan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya,
auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
DAFTAR PUSTAKA
Boyton,
Wiliam C, Raymond N, Johson. 2003. Modern Auditing:Assurance Servis and the
Integrity of Financial Repoting, Edition
Tidak ada komentar:
Posting Komentar