Sabtu, 03 Agustus 2013

MAKALAH GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT STANDART UMUM AUDIT


MAKALAH
GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT
STANDART UMUM AUDIT

 
Disusun Oleh :
1.      LILIK FITRIANI                 (10241010)
2.      TRI WAHYUNI                   (10241012)





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP PGRI MADIUN
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Akuntansi untuk membuat suatu makalah yang berjudul “Gambaran Umun Proses Audit, Standart Umum Audit ”. Tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah memberikan tugas serta bimbingan. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah memberi motivasi dan dukungan moral kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Dalam segala sesuatu hal pasti tidak ada yang sempurna. Begitu juga dengan makalah yang kami buat. Kami yakin makalah ini masih jauh dari sempurna yang banyak kekurangan. Untuk itu, kami mohon kepada semua pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun agar bisa lebih baik lagi.
Demikianlah sedikit kata pengantar dari kami. Kami berharap makalah Penalaran Karangan ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.


Madiun, 18 Aprol 2013

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
KATA PENGANTAR ......................................................................................      ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................     iii
BAB I PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang .........................................................................................      1
B.            Rumusan Masalah .....................................................................................     2
C.            Tujuan .......................................................................................................    2
BAB II PEMBAHASAN
A.           Pengertian Ketrampilan Bertanya .............................................................      3
B.            Hakikat Ketrampilan Bertanya .................................................................     3
C.            Komponen Ketrampilan Bertanya ............................................................     4
D.           Fungsi Ketrampilan Bertanya dalam Proses Belajar Mengajar .................       6
BAB III PENUTUP
A.           Simpulan ...................................................................................................    8
B.            Saran .........................................................................................................   8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................    10

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah.
Standar auditing berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak di capai dengan menggunakan prosedur yang ada. Standar auditing terdiri dari 10 kelompok yangdikelompokan ke dalam 3 bagian, diantaranya Standar Umum, Standar Pekerja Lapangan, Standar Pelaporan. Dalam banyak hal, standar-standar tersebut saling berhubungan dan saling bergantung satu dengan lainnya.´materialitas dan ´resiko audit melandasi penerapan semua standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Gambaran Umum Proses Audit
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam senua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses diagonostik untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan sejumlah langkah.
Bab ini berfokus pada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan:
1.      Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri
2.      Mengindefikasi asersi laporan keuangan yang relevan
3.      Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan
4.      Membuat keputusan tentang komponen risiko audit
5.      Memperoleh bukti melalui prosedur audit, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian intern, melaksanakan pengujian pengendalian, dan melaksanakan pengujian substantif
6.      Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit, komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah
7.      Mengkomunikasikan temuan-temuan.

Berikut ini adalah ikhtisar singkat bagaimana elemen-elemen ini dapat dipadukan bersama dalam pelaksanaan suatu audit. Seorang auditor harus mengembangkan pemahaman tentang bisnis dan industri agar dapat memahami substansi ekonomi suatu transaksi entitas dan bagaimana GAAP diterapkan dalam industri tersebut, serta untuk mengembangkan harapan tentang laporan entitas. Agar dapat mengelola audit tersebut dengan baik, maka auditor harus membagi audit menjadi audit-audit atas saldo akun pertama dan golongan transaksi, dan kemudian audit atas asersi laporan keuangan untuk setiap saldo akun dan golongan transaksi.
Ada 3 jenis audit yang umumnya dilakukan, yaitu:
a.       Audit Keuangan
Audit keuangan menguji reliabilitas dan integritas catatan akuntansi (baik informasi keuangan maupun operasional).
b.      Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi menilai pengendalian umum dan aplikasi pada suatu SIA untuk mengukur kepatuhan dengan prosedur kebijakan pengendalian internal serta efektivitasnya dalam menjaga aset.
c.       Audit Manajerial atau Operasional
Audit operasional/manajerial memusatkan perhatian pada penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien serta pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.

Umumnya semua jenis audit akan mengikuti urutan aktivitas yang sama yang bisa dibagi menjadi 4 langkah, yaitu:
a.       Perencanaan Audit
·         Menentukan cakupan dan tujuan
·         Organisasi tim audit
·         Mempelajari operasi usaha
·         Mempelajari hasil audit sebelumnya
·         Identifikasi faktor resiko
·         Menyiapkan program audit
b.      Pengumpulan bukti audit
·         Observasi aktivitas operasional  
·         Mempelajari dokumen
·         Diskusi dengan karyawan dan kuesioner
·         Pengujian fisik atas aset
·         Konfirmasi dengan pihak ketiga
·         Mengukur ulang kinerja prosedur
·         Memeriksa dokumen sumber
·         Pengujian analitis dan sampling
c.       Evaluasi bukti audit
·         Mengukur Kualitas pengendalian Intern
·         Mengukur reliabilitas informasi
·         Mengukur kinerja operasi
·         Mempertimbangkan kebutuhan bukti -tambahan
·         Mempertimbangkan faktor resiko
·         Mempertimbangkan faktor materialitas
·         Dokumentasi temuan audit
d.      Komunikasi hasil audit
·         Formulasi kesimpulan audit
·         Membuat rekomendasi bagi manajemen
·         Mempresentasikan hasil audit kepada –manajemen
B.   Standar Umum Audit
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya. Standar umum ini mencangkup tiga bagian yaitu :
1)      Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memilikikeahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
Dalam melaksanakan audit sampai pada suatu pernyataan pendapat,auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dari pendidikan formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman dalampraktik audit dan menjalankan pelatihan teknis yang cukup. Pendidikanformal misalnya : S1 Akuntansi, Ujian Negara Akuntansi (UNA), danBersertifikat (BAP).Asisten junior yang baru masuk dalam karir auditing harus memperolehpengalaman dengan mendapatkan supervisi yang memadai dan reviewatas pekerjaan dari atasannnya yang lebih berpengalaman. Pelatihan yang dimaksud disini, mencangkup pula pelatihan kesadaran untuksecara terus-menerus mengikuti perkembangan yang terjadi dalambidang bisnis dan profesinya. Ia harus mempelajari, memahami, danmenerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi danstandar auditing yang ditetapkan oleh ikatan Akuntan Indonesia.
2)      Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
Standar ini mengharuskan seorang auditor bersikap independen, yang artinya seorang auditor tidak mudah dipengaruhi, karena pekerjaanya untuk kepentingan umum. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditir independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntansi publik. Untuk menjadi independen, seorang auditor harus secara intelektual, jujur. Profesi akuntansi publik telah menetapkan dalam kode etik Akuntansi Indonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dan kehilangan profesi menjaga dirinya dari kehilangan presepsi independensi diri masyarakat. Independensi secara intrinsik merupakan masalah pribadi bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk dapat diuji secara objektif. BAPEPAM juga dapat menetpkan persyaratan independensi bagi auditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang akan diserahkan, yang mungkin berbeda dengan Ikatan akuntan Indonesia(IAI).
3)      Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menekankan tanggung jawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor. Selain itu juga menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaan tersebut. Seorang auditor harus memiliki keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor pada umunya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan´kecermatan dan keseksamaan yang wajarµ. Unutk itu auditor dituntut untuk memiliki skeptisme profesional dan keyakinan yang memadai dalam mengevaluasi bukti audit.

           
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan                
Bab ini berfokus pada tujuh langkah pokok yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit laporan keuangan. Ada 3 jenis audit yang umumnya dilakukan, yaitu: audit keuangan, audit sistem informasi, dan audit manajerial atau operasional.
Umumnya semua jenis audit akan mengikuti urutan aktivitas yang sama yang bisa dibagi menjadi 4 langkah, yaitu: perencanaan audit, pengumpulan bukti audit, evaluasi bukti audit dan komunikasi hasil audit.
Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya. Standar umum ini mencangkup tiga bagian yaitu : audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor, dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor dan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.


                                                                                               
DAFTAR PUSTAKA
Boyton, Wiliam C, Raymond N, Johson. 2003. Modern Auditing:Assurance Servis and the Integrity of Financial Repoting,  Edition




















                                                                                                        



Tidak ada komentar:

Posting Komentar