MAKALAH
PASAR MODAL
SAHAM, NILAI SAHAM DAN RETURN SAHAM
DI SUSUN OLEH :
DEWI AYU P (10241009)
LILIK FITRIANI (
10241010 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FALKULTAS PENIDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
IKIP PGRI MADIUN
2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Fungsi Keterampilan
Bertanya Dalam Proses Belajar Mengajar”
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai fungsi keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar atau yang lebih khususnya membahas. Membahas bagaimana fungsi keterampilan bertanya dalam proses belajar mengajar.
Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Peran Pola Penguatan Dalam Strategi Belajar
Mengajar. Saya menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Madiun,
9 April
2013
Penyusun
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Saham ..................................................................................... 2
B.
Macam-macam Saham .............................................................................. 2
C.
Nilai saham................................................................................................
4
D.
Pengukuran Retrun Realisasi.....................................................................
7
BAB III PENUTUP
Simpulan ................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal
Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan
penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat investor yang ingin
berinvestasi di pasar modal. Investor yang membeli saham perusahaan, pada
hakekatnya, bertujuan untuk menerima dividen (bagian laba setelah pajak yang
dibagikan) dan capital gain (kenaikan harga saham). Keduanya
haruslah lebih besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang
dikehendaki stock holders. Kondisi inilah yang memotivasi investor
untuk memiliki saham. Bagi emiten, penetapan kebijaksanaan dividen, secara
teoritis selalu bertujuan memaksimumkan kekayaan (wealth) stock
holders yang tercermin pada harga-harga saham yang tercatat di bursa
efek.
Para
investor yang menginvestasikan dananya pasti memiliki ekspektasi untuk
memperoleh return sebesar-besarnya dengan risiko investasi tertentu. Untuk
investasi pada saham, return (tingkat pengembalian) yang
diperoleh berupa capital gain ataupun dividen. Sedangkan untuk
investasi pada surat hutang, return yang diperoleh berupa
pendapatan bunga. Penelitian ini difokuskan pada pengembalian investasi berupa
dividen. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini
tidak dibahas mengenai capital gains yang biasanya diinginkan
oleh investor yang berorientasi jangka pendek (short term investment)
maupun yang dapat diperoleh melalui stocks split. Fokus
pada dividen karena pemberian dividen merupakan salah
satu bentuk peningkatan kesejahteraan pemegang saham, di mana return merupakan
indikator untuk meningkatkan kesejahteraan para investor dan juga pemegang
saham. Oleh karena itu investor memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi
berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka.
BAB
II
PEMBAHASAN
PENGEMBALIAN
ATAS INVESTASI MODAL DAN ANALISIS PROFITABILITAS
A. PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS
INVESTASI MODAL
Kinerja perusahaan dapat dianalisis
dengan berbagai cara. Pertumbuhan pendapatan, laba bersih, dan asset merupakan
ukuran kinerja yang biasa digunakan. Namun tidak satupun dari ukuran-ukuran ini
yang dapat digunakan secara terpisah sebagai ukuran kinerja perusahaan yang
komprehensif. Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut
pengembalian atas investasi modal (return
on invested capital – ROIC) atau pengembalian atas investasi (return on investment – ROI) mungkin
merupaan ukuran kinerja perusahaan yang dikenal luas. Ukuran ini dapat:
-
Membandingkan keberhasilan perusahaan
atas pengelolaan investasi modal.
-
Memungkinkan kita menilai pengembalian
perusahaan relatif terhadap resiko investasi modal
-
Membandingkan pengembalian atas
investasi modal dengan pengemballian investasi alternative.
Pengembalian
atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis, termasuk:
1. Mengukur
Efektivitas Manajerial
2.
Mengukur Profitabilitas
3. Ukuran
untuk Perencanaan dan Pengendalian
B. KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS
INVESTASI MODAL
Pengembalian atas investasi modal
(return on invested capital) dihitung sebagai berikut:
Laba
Investasi Modal
A. Asset
Operasi Bersih
Banyak analis
memisahkan neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen operasi dan non
operasi dan menghitung pengembalian asset operasi bersih (return on net operating assets – RNOA ) sebagai ringkasan ukuran
kinerja. Aktivitas operasi merupakan aktivitas inti perusahaan. Aktivitas ini
meliputi seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa
perusahaan ke pasar, serta melayani kebutuhan para pelanggan. Dalam laporan
laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan, harga pokok
penjualan, dan beban penjualan umum serta administrasi. Di neraca aktivitas
operasi diwakili oleh asset dan kewajiban yang berhubungan dengan akun-akun
laporan laba rugi di atas, seperti piutang usaha, persediaan, asset tetap,
utang usaha dan beban yang masih harus dibayar. Lebih spesifik lagi.
RNOA =
|
Laba operasi bersih
setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
|
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)
|
B. Modal
Ekuitas Biasa
Pengembalian ekuitas
biasa (return on common equity –
ROCE) dinyatakan sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi
rata-rata ekuitas biasa. Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total
asset dikurangi utang dan saham preferen.
C.
Menghitung Investasi Modal Suatu Periode
Investasi modal untuk
suatu periode umumnya dihitung menggunakan rata-rata modal yang tersedia bagi
perusahaan selama periode tersebut. Metode yang paling umum digunakan adalah
menambah saldo awal dan akhir tahun investasi modal lalu dibagi dua. Metode
yang lebih akurat adalah dengan merata-ratakan jumlah interim – misalnya,
menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir kuartal dan membaginya dengan
empat.
Penyesuaian atas
Investasi Modal dan Laba
·
Analisis pengembalian atas investasi
modal menggunakan angka laporan keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka
yang tidak dilaporkan di dalam laporan keuangan juga perlu diperhitungkan.
Beberapa penyesuaian seperti yang berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi
pembilang maupun penyebut pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi
pengaruhnya.
Menghitung Pengembalian
Investasi Modal
a. Pengembalian
atas Aset Operasi Bersih
RNOA =
|
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after
tax - NOPAT)
|
Rata-rata aset operasi bersih (Average net operating assets -
NOA)
|
|
Aset dan kewajiban
operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan, dan
meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar dimuka, asset pajak
tangguhan, asset tetap, dan investasi jangka panjang yang terkait dengan
akuisisi strategis. Kewajiban operasi bersih adalah utang usaha dan beban yang
masih harus dibayar serta kewajiban operasi jangka panjang dan kewajiban pajak
tangguhan. Aset non operasi meliputi investasi dalam efek yang dapat
diperdagangkan investasi non strategis, dan investasi dalam operasi yang
dihentikan sebelum di jual.
NFO = Kewajiban non
operasi – asset non operasi
b. Pengembalian
atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian
atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden saham preferen
|
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
|
ROCE
terdiri dari dua komponen, yaitu pengembalian operasi dan pengembalian non
operasi.
C. MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI
BERSIH
Pengembalian investasi modal berguna
dalam evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, serta perencanaan dan
pengendalian. Penggunaan pengembalian atas investasi modal untuk tugas-tugas di
atas menuntut pemahaman menyeluruh atas pengukuran pengembalian ini. Ini karena
pengukuran pengembalian mengandung komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan
pemahaman atas kinerja perusahaan.
Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
Kita
dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang bermakna secara
relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian atas asset operasi bersih
adalah :
RNOA
= margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih
Margin
NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang bermanfaat dan menuntut
analisis mendapatkan pemahaman atas profitabilitas suatu perusahaan.
Pemisahan Pengembalian
atas Aset Operasi Bersih
Tingkat
analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin NOPAT dengan
perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti faktor-faktor penting
lain yang menentukan margin laba dan asset.
Dampak Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi
terlihat dalam alternative persamaan RNOA berikut ini :
(1+OLLEV)
Dimana OA adalah asset operasi
kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage
kewajiban operasi. Karena OLLEV
memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan meningkatkan RNOA.
Margin Laba
Margin Laba operasi (OPM)
didefenisikan sebagai :
Margin
laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk produk atau jasa
dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau
jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk
tujuan analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa
komponen :
PM
sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM sebelum pajak lainnya.
PM
penjualan sebelum pajak = (margin kotor÷penjualan) – (beban
penjualan÷penjualan) – (beban administrasi÷penjualan) – (litbang÷penjualan).
PM
sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas÷penjualan)
Beberapa
hal penting dalam analisa profitabilitas :
1. Laba
Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari
pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, dan sering dilaporkan dalam bentuk
persentase yang dihitung dari laba kotor dibagi dengan penjualan. Analisa
terhadap perubahan penjualan dan harga pokok penjualan akan berguna dalam
mengidentifikasi pendorong utama laba kotor.
2.
Beban Umum dan Administrasi (General and
Administrative Expenses)
Sebagian besar beban
umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena beban ini meliputi
pos-pos seperti gaji dan sewa.
Perputaran
Aset
Ukuran standar
perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah :
Perubahan komponen pada
tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam analisis suatu perusahaan.
Bagian berikut akan membahas perputaran asset untuk komponen akun asset dan
akun kewajiban. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah penjualan
karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran
mencerminkan produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan
yang kita peroleh dari setiap nilai yang
diinvestasikan dalam satu asset tertentu. Namun bukan berarti tingkat
perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik daripada yang rendah. Memang kita
dapat meningkatkan tingkat perputaran dengan menurunkan investasi dalam asset
tetapi hal tersebut bisa saja menjadi kontraproduktif. Contoh ; Kita membutuhkan
tingkat persediaan tertentu untuk mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika
tingkat ini mengalami penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan barang dan
kehilangan penjualan. Jadi, investasi dalam asset harus dioptimalkan dan tidak
selalu harus diminimalkan.
D. ANALISIS
PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA
Kreditor biasanya menerima pengembalian
dalam jumlah tetap atas pendanaannya, begitu pula pemegang saham preferen yang
menerima dividen tetap. Namun pemegang saham biasa tidak menerima pengembalian
tetap, melainkan memiliki klaim atas laba residu suatu perusahaan hanya setelah
seluruh pendanaan lainnya lunas. Oleh karena itu, pengembalian atas ekuitas
saham biasa (return on common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya
bagi pemegang saham biasa. ROCE memegang
peranan penting dalam penilaian ekuitas seperti yang digambarkan dalam rumus
berikut:
Dimana
V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang
saham, k adalah pengembalian yang
diharapkan. Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan
oleh nilai bukunya.
Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas
Biasa
Dalam
praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode yang
dianalisis. Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan
analisis ROCE dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;
ROCE = RNOA + (LEV x Spread)
Keterangan:
RNOA :
pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan) : rata-rata NFO/rata-rata
ekuitas
NFO (kewajiban keuangan
bersih) : RNOA - ekuitas
Spread :
RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih) : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa
positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih) : beban bunga dikurangi pengembalian
investasi untuk
asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
ð Leverage keuangan akan menaikkan
ROE sepanjang spread positif
Dengan
kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang
lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan
pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen
operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread) penting karena:
·
Banyaknya
perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
·
Aktivitas
operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
·
Meskipun
kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan secara
bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual yang
harus dipenuhi.
Spread merupakan fungsi dari
tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat dilihat secara
terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas
asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban
keuangan dan FA adalah asset keuangan.
Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE
kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi
sesuai pergerakan pasar modal.
Menghitung Pengembalian
Atas Investasi Modal
Ø Analisa
Laporan Keuangan Campbell Soup Company (halaman 466-468)
Ø
Yang perlu diperhatikan:
1. Jika
ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya agar dapat
menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan lebih baik.
2.
Menilai
area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan perusahaan dapat
melakukan strategi itu dengan sukses.
3. Analisis
strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada kondisi industry
dan perekonomian.
Menilai Pertumbuhan
Ekuitas
Tingkat
Pertumbuhan Ekuitas
Tingkat
pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba yang menekankan
pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan asumsi retensi laba dan
pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu, tingkat pertumbuhan
ekuitas =
Tingkat
Pertumbuhan Ekuitas Yang Dapat Dipertahankan
Tingkat
pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable equity growth rate)
mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan tergantung retensi laba dan
pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.
tingkat
pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-tingkat pembayaran)
Untuk mengestimasi tingkat
pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya merata-ratakan/mengakui tingkat
pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba
dan ramalan ROCE
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengembalian atas investasi modal yaitu jumlah pendapatan dinyatakan
dalam persen terhadap modal perusahaan, yaitu modal dibagi pendapatan
sebelum pendapatan bunga, pajak, dan dividen,
ditujukan untuk menilai alternatif penggunaan modal terbaik atau untuk
mengarahkan perhatian manajemen kepada pelaksanaan usaha secara keseluruhan.
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai
oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas
adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba
perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan
hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan
penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas
dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil
penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow dianalisis
dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan analis. Alat
analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan dana,
analisis perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even,
analisis rasio keuangan dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Brealey, dkk. Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar